Minggu, 15 Desember 2019

UJI CEMARAN MIKROBA METODE ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT)


LAPORAN PRAKTIKUMMIKROBIOLOGI


                                                         UJI CEMARAN MIKROBA
                                 METODE ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT)
Disusunoleh:
KELOMPOK 3
Muhammad Sodik 1351810262
Yuni Nawwar Rizky wulandari 1351810278
Zahro Suryana Arief 1351810279
Arlingga Rahmania Lanuari 1351810280
Shintya Bella Aprilia 1351810281
Anis Thohiroh 1351810291
Dyah Ayu Wardani 1351810292
Mirza Elfaryani 1351810293

LABORATORIUM MIKROBIOLGI
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2019







Latar Belakang
            Produk makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang sangat penting saat ini, sehingga ketersediaan produk makanan dan minuman perlu mendapat perhatian khusus baik dari segi kuantitasnya dan segi kualitasnya. Sifat fisika, kimia, dan biologi yang terkandung dalam produk makanan dan minuman sangat memungkinkan mikroorganisme untuk tumbuh. Adanya mikroorganisme yang tumbuh pada suatu produk makanan dan minuman sangat berpengaruh terhadap penuruan kualitas produyk tersebut ( Pratiwi dan Anjarsari, 2002 ).
          Untuk itu dalam proses produksi makanan dan minuman perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya mikroorganisme yang tumbuh. Uji tersebut dapat dilakukan dengan cara uji Angka Lempeng Total (ALT). Uji ALT dapat digunakan sebagai indikator proses higine sanitasi produk, analisis mikroba lingkungan pada produk jadi, indikator proses pengawasan, dan dapat digunakan sebagai dasar kecurigaan dapat atau tidak diterimanya suatu produk berdasarkan kualitas mikrobiologinya. Menurut SNI 7388 tahun 2009 yang dimaksud ALT adalah jumlah mikroba aerob mesofilik yang ditemukan dalam per gram atau per milliliter contoh yang ditentukan melalui metode standar. Mikroba yang dimaksud termasuk bakteri, kapang, dan ragi.






BAB I
A.    LATAR BELAKANG
B.     RUMUSAN MASALAH
Bagaimana mengetahui kualitas air menggunakan metode MPN ?
C.     TUJUAN
1.      Menghitung jumlah mikroba aerob mesofil yang terdapat dalam sampel makanan.
2.      Menguji bahan sampel yang diuji tidak boleh mengandung mikroba melebihi batas.
D.    MANFAAT
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu  mengetahui kualitas air secara mikrobiologis dengan menggunakan metode MPN (most probable number).



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
          Mikroba dapat dijumpai pada berbagai jenis bahan makanan, baik makanan yang berbentuk padat maupun makanan yang berbentuk cair. Untuk mengetahui jumlah bakteri yang terkandung 1 gram sampel bahan makanan padat atau 1 ml bahan makanan cair yang diperiksa, maka perlu dilakukan pengenceran sampel tersebut. Hasil pengenceran ini kemudian diinokulasikan pada medium lempeng dan diinkubasi. Setelah masa inkubasi, jumlah koloni bakteri dihitung dengan memperhatikan faktor pengenceranya. Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel, umunya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji angka lempeng total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (cfu) per ml/gram atau koloni/100ml. Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar (BPOM, 2008).
Prinsip pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis Mikrobiologi (MA PPOM 61/MIK/06) yaitu pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada pengujian Angka Lempeng Total digunakan PDF (Pepton Dilution Fluid) sebagai pengencer sampel dan menggunakan PCA (Plate Acount Agar) sebagai media padatnya. Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah mikroba dalam bahan pangan antara lain dengan metode permukaan. Agar steril terlebih dahulu dituangkan kedalam cawan petri dan biarkan membeku. Setelah membeku dengan sempurna, kemudian sebanyak 0,1 ml contoh yang telah diencerkan di pipet pada permukaan agar tersebut. Sebuah batang gelas melengkung (hockey stick) dicelupkan kedalam alkohol 70% dan dipijarkan sehingga alkohol habis terbakar. Setelah dingin batang gelas melengkung tersebut digunakan untuk meratakan contoh diatas medium agar dengan cara memutarkan cawan petri diatas meja. Selanjutnya inkubasi dan perhitungan koloni dilakukan seperti pada metode penuangan, tetapi harus diingat bahwa jumlah contoh yang ditumbuhkan adalah 0,1 ml dan harus dimasukkan dalam perhitungan “Total Count” (Thayib dan Amar, 1989).
Metode hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel. Dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan diamati. Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni ialah yang mengandung antara 30-300 koloni. Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan sederatan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan. Cara ini yang paling umum digunakan untuk perhitungan jimlah mikroba. Dasarnya ialah memberi suatu seri pengenceran bahan dengan kelipatan 10 dari masing-masing pengenceran diambil 1 cc dan dibuat taburan dalam petridish (pour plate) dengan medium agar yang macam caranya tergantung pada macamnya mikroba. Setelah diinkubasi dihitung jumlah koloni tiap petridish dapat ditentukan jumlah bakteri tiap cc atau gram contoh, yaitu dengan mengalikan jumlah koloni dengan kebalikan pengencerannya, misalnya untuk pengenceran 1: 10.000 terdapat 45 koloni bakteri maka tiap cc atau gram bahan mengandung 450.000 bakteri. Untuk membantu menghitung jumlah koloni dalam petridish dapat digunakan colony counter yang biasanya dilengkapi electronic register.
BAB III
METODE PENELITIAN
1.      Alat dan bahan :
a.       Media plate NA (Natrium Agar)
b.      Sampel uji
c.       Pipet volume
d.      Labu ukur 100 ml
e.       Bunsen
2.      Penyiapan sampel uji
Dibersihkan kemasan sampel uji dengan kapas beralkohol 70%. Dibuka secara aseptis dekat dengan nyala api bunsen, dipipet sebanyak 10ml. Kemudian, dimasukkan dalam erlenmayer.
3.      Persiapan dan homogenitas Sampel
Diambil 1g sampel makanan yang telah dihaluskan, dimasukkan dalam labu ukur 100ml kemudian ditambahkan 90 ml NaCl 0,9%. Dihomogenkan hingga diperoleh pengenceran 101.
4.      Pembuatan Media NA
Ditimbang media Na, dimasukkan dalam erlenmayer, ditambah aquadest diaduk ad homogen. Dipanaskan dalam lumpang panas.
5.      Pengenceran sampel untuk uji ALT
Disiapkan 10 tabung reaksi media Nb, diambil 1 ml pengenceran 10 dari hasil homogenisasi, dihomogenkan ke dalam tabung reaksi 2 hingga diperoleh 102, dan dilakukan bagitu seterusnya sampai ke tabung yang terakhir.
6.      Uji Angka Lempeng Total (ALT)
Diambil 1 ml dari masing-masing pengenceran, dimasukkan masing-masing ke dalam cawan petri media Na. Kemudian spreader, diinkubasi selama 24 jam lalu diamati perubahanya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
                Pada pengamatan kali ini media yang digunakan adalah media NA. Pengamatan pada media NAdibuat dalam berbagai tingkat pengenceran yaitu 102, 103, 104, 105, 106dengan tujuan memperkecil konsentrasi pengawet yang digunakan oleh sediaan tersebut dan untuk memudahkan perhitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh. Pada uji ALT bakteri, medium yang digunakan adalah medium NA (Nutrient Agar), sebab medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses metabolisme dan pengenceran sampel yang dibuat sebanyak 3 kali hingga diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 102, 103, 104, 105, 106.
            Media NA digunakan karena merupakan media yang paling cocok untuk kultur bakteri. Selanjutnya cawan petri diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37 ºC dalam keadaan terbalik. Cawan petri diinkubasi dalam keadaan terbalik untuk menghindari kontaminasi dari air yang mengembun diatas cawan petri yang mungkin menetes jika cawan petri diletakan pada posisi normal. Inkubasi dilakukan selama 2 x 24 jam karena jumlah mikroba maksimal yang dapat dihitung, optimal setelah masa tersebut yaitu akhir inkubasi. Selama masa inkubasi, sel yang masih hidup akan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung oleh mata. Sampel yang digunakan pada percobaan kali ini adalah Pentol, dilakukan pengamatan untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri pada pentol tersebut. Hasil yang diperoleh yaitu :
4.1  Makroskopis
Pada pengamatan hasil makroskopik ini didapatkan yaitu setiap pengamatan cawan petri di dalamnya tidak hanya 1 jenis koloni bakteri yang ada, melainkan terdapat lebih dari 1 jenis koloni bakteri yang ada di dalam cawan petri.
A.    Pengamatan dilakukan pada cawan petri media NA
1.      Pengenceran 102
Jumlah 2,51 x 104 cfu/ml
Pengamatan makroskopis :
-          Ukuran      : Point
-          Bentuk      : Circular
-          Elevasi       : Flat
-          Margin       :Undulate
2.      Pengenceran 103
Jumlah 1 x 103 = 103 cfu/ml
Pengamatan makroskopis :
-          Ukuran      : Large
-          Bentuk      : Circular
-          Elevasi       : Flat
-          Margin       : Entire
3.      Pengenceran 104
Jumlah 1 x 104 = 104 cfu/ml
Pengamatan makroskopis :
-          Ukuran      : Large
-          Bentuk      : Circular
-          Elevasi       : Flat
-          Margin       : Entire
4.      Pengenceran 105
Jumlah 305 x 105 = 3,05 x 107 cfu/ml (TBUD)
Pengamatan makroskopis :
-          Ukuran      : Large
-          Bentuk      : Circular
-          Elevasi       : Flat
-          Margin       : Entire
5.      Pengenceran 106
Jumlah 1625 x 106 = 1,625 x 109 cfu/ml (TBUD)
Pengamatan makroskopis :
-          Ukuran      : Pint Point
-          Bentuk      : Circular
-          Elevasi       : Flat
-          Margin       : Entire
B.     Pengamtan dilakukan pada cawan petri SDA
1.      Pengenceran 102
Jumlah 1 x 102
Keterangan :
TBUD : Terlalu  Banyak Untuk Dihitung
4.2  Mikroskopis
Didapat jumlah koloni yang berbeda dari media NA yaitu 8 jenis koloni. Pada pengamatan mikroskopik dapat diamati bentuk dan warna dari gram yaitu bila berwarna ungu berarti bakteri bersifat gram positif sedangkan bila berwarna merah bakteri bersifat gram negatif.
No.
Nama
Hasil Pengamatan
1.
Media NA

Bentuk : Basil
Bakteri Gram Positif
Berwarna Ungu
2.
Media NA



Bentuk : Basil
Bakteri Gram Positif
Berwarna Ungu








3.
Media NA



Bentuk : Coccus
Bakteri Gram Positif
Berwarna Ungu

4.
Media NA



Bentuk : Basil
Bakteri Gram Positif
Berwarna Ungu

5.
Media NA



Bentuk : Basil
Bakteri Gram Positif
Berwarna Ungu

6.
Media NA



Bentuk : Coccus
Bakteri Gram Positif
Berwarna Ungu










7.
Media NA



Bentuk : Basil
Bakteri Gram Negatif
Berwarna Merah

8.
Media NA



Bentuk : Coccus
Bakteri Gram Negatif
Berwarna Merah











BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil uji ALT (Angka Lempeng Total)  yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sampel pentol yang kami amatidapat dikatan “tidak layak” untuk diedarkan atau dikonsumsi oleh masyarakat karena pentol mengandung mikroorganisme lebih dari jumlah minimum mikroorganisme yang diperbolehkan dalam makanan (3×10 cfu).


1.      Apa perbedaan metode difusi sumuran dan difusi paper disk yang anda kerjakan tersebut ?
·         Metode difusi sumuran dilakukan dengan membuat sumuran dengan diameter tertentu pada media agar yang telah ditanami mikroba uji. Sedangkan pada metode difusi paperdisk deilakukan dengan cara kertas disk yang mengandung senyawa anntimikroba diletakkan diatas permukaan media agaryang telah ditanam ole mikroba uji.
2.      Mengapa pada preparasi mikroba uji diperlukan larutan standar ?
·          
3.      Bagaimana cara pembuatan larutan standar mac farland ?
- Dibuat larutan 1.1755% (b/v) Barium Klorida
- buat larutan 1% (b/v) Asam sulfat
- Campurkan kedua larutan berdasarkan rasio
- Tutup tabung dengan rapat dan simpann pada suhu ruang ditempat gelap.
4.      Apa fungsi dari konntrol kontaminasi media, kontrol pertumbuhhan mikroba uji dan kontrol nnegatif/pelarut ?
·         Kontrol kontaminasi media : untuk mengetahui bahhwwa media terbebas dari faktor kontaminasi bakteri dari luar.
·         Kontrol pertumbuhan mikroba uji : untuk membuktikan bahwa bakteri uji dapat tetap hidup.
·         Kontrol negatif/pelarut : untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pelarut terhadap pertumbuhan bakteri sehingga dapat doketahui bahwa yang mempunyai aktivitas antibakteri adalah zat uji bukan pelarut.
5.      Mungkinkah digunakan pelarut senyawa uji yang memiliki potensi antimikroba ? jelaskan !
·         Digunakan pelarut senyawa uji potensi mikroba